Gunung Merapi Muntahkan Mega Panas, Waspadai Potensi Bahaya 7 Kilometer

Redaksi | Senin, 13 Maret 2023 02:39 WIB | 109 kali
Gunung Merapi Muntahkan  Mega Panas, Waspadai Potensi Bahaya 7 Kilometer

Gunung Merapi kembali muntahkan Mega panas guguran (APG), ke arah Kali Bebeng/Krasak, Sabtu (11/3/2023) pukul 12.12 WIB.

Balai Investigasi dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) area Istimewa Yogyakarta menyatakan bahwa erupsi Tetap berlangsung hingga pukul 12.31.

"Jarak 7 km dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak. Ketika ini erupsi Tetap berlangsung," sebut BPPTKG dalam pesan tertulis yang diterima InfoPublik dari BNPB, Sabtu (11/3/2023).

Dalam rekaman visual BPPTKG, gunung teramati dengan Jernih hingga kabut 0-II. Asap Kaldera bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah.

Di samping itu juga teramati 1 kali guyuran lava dengan Jeda luncur 1.500 meter ke barat Energi Bunyi guguran 2 kali dengan intensitas sedang dari Pos Babadan.

BPPTKG juga mengamati status kegempaan meliputi jumlah guguran terpantau 9, amplitudo 4-11 mm dan durasi 43.9-96.6 detik. Berikutnya hybrid/fase Poly 1, amplitudo 5 mm, S-P 0.4 detik dan durasi 7.4 detik.

Berikutnya Buat rekaman vulkanik dalama berjumlah 19, amplitudo 9-12 mm, S-P 0.5-1 detik dan durasi 9.3-11.2 detik.

Lebih lanjut, BPPTKG menyebut bahwa potensi bahaya ketika ini berupa guguran lava dan Mega panas pada sektor selatan-barat Energi meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif Bisa menjangkau radius 3 km dari puncak.

Guna mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, maka masyarakat diimbau agar Nir melakukan kegiatan apapun di Wilayah potensi bahaya.

Masyarakat diminta agar selalu mengantisipasi gangguan Dampak Arang vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama ketika terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

BBPTKG juga menyebut apabila terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. ketika ini, status Gunung Merapi Tetap dalam level III atau 'siaga' sejak november 2020.


Abu Vulkanik Mengarah ke Barat Laut

Sementara itu, berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan, Mega panas guguran itu juga memicu Arang vulkanik yang mengarah ke barat laut-utara.

Petugas Pos Babadan, Yulianto dalam sambungan telepon mengatakan Pos Babadan mulai terdampak Arang vulkanik cukup tebal.

"Kalau APG-nya mengarah ke Barat Daya, ke Kali Bebeng dan Krasak. Tapi Andaikata Arang vulkanik ke arah barat laut-utara. Sebab Unsur angin, ya. Andaikata Pos Babadan Ketika ini sudah Niscaya terdampak APG. Ini cukup tebal," kata Yulianto.

Beberapa Letak yang juga terdampak Arang vulkanik, rinciannya merupakan Desa Mangunsuko, Desa Dukun, Desa Paten dan Desa Sengi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Kemudian, Desa Wonolelo dan Desa Krogowanan di Kabupaten Magelang. Selanjutnya Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

Terkait pengungsian, Yulianto belum menerima adanya laporan Penduduk yang mengungsi di Daerah yang terdampak Arang vulkanik tersebut.

Yulianto menjelaskan bahwa pihaknya Berbarengan BPPTKG akan memberikan rekomendasi untuk Penduduk Sekeliling Buat mengungsi apabila cakupan Daerah Mega panas guguran beserta Arang vulkanik berkembang dalam beberapa event dan jaraknya lebih jauh dari 7 kilometer.

"Ini kan baru terpantau Esa kali event. Terjadi 5-6 kali guguran. Andaikata cakupannya Lanjut berkembang dan jaraknya lebih jauh dari 7 kilometer maka Akbar kemungkinan akan Eksis rekomendasi untuk Penduduk agar mengungsi," Jernih Yulianto.

Hasil monitoring lapangan dari Badan Penanggulangan Bencana wilayah (BPBD) Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, belum Eksis laporan mengenai Efek signifikan maupun adanya korban jiwa.

Dilansir dari menpan.go.id, situasi dan kondisi Tetap Kondusif terkendali. Hasil laporan dan monitoring lanjutan akan diperbarui secara berkala. (*)



Yuk Bagikan :

Baca Juga